CITA-CITA -- GURU
Waktu telah berjalan dan kini menginjak Tahun 2017.
Sebelumnya saya haturkan puji syukur kepada Allah SWT yang luar biasa menyayangi dan mengatur kehidupan makhlukNya. Hobi musiman menulis telah vakum 2 tahunan. Banyak kejadian yang luar biasa dalam
hidup saya selama 2 tahun tersebut. Dari saya yang cengengesan pas kuliah, kemudian mulai sadar, mengenal Tuhan dan dihadapapkan pada nilai kehidupan.
Banyak yang harus saya syukuri ketika flashback 2 tahun yang lalu. Jujur posisi menulis catatan ini saya sedang merasa sedikit down. Tapi saya akan menulis utk mengingat point-point asa sejak kecil dan memotivasi diri saya atau juga pembaca.
Konyol
Satu cita-cita waktu TK saya adalah menjadi Bu Guru. Betapa senang nya saya akan profesi tsbt. Saya ingat waktu TK agar kayak bu guru yang ber-rok "span" saya mengenakan celana kolor dimana satu lubang, dua kaki kecil saya masuk sekaligus,, hahhaa jadilah rok span. Konyol memang tapi begitulah kreatifnya masa kanak2.. Dan heran saya, saya gak malu mengenakan seperti itu. Bahkan saya sempat beli somey sampai ditanya "kui sing nganggo katok pie?" (Itu yang pake celana gimana).. Sambil makan somey dan cuek saya jawab enteng, "iki rok span bu guru dhe" (Ini rok span bu guru dhe).. Ibu saya hanya geleng melihat tingkat konyol itu. Berlanjut kekonyolan ke SD
Waktu SD saya paling suka pegang gitik, alat penunjuk yang suka di bawa Bu Guru. Di rumah jangan tanya, saya harus punya papan tulis dan suka berlaga menerangkan pakai gitik. Haha,, Next SMP dan SMA ambisi tetap ada, tapi tak sekonyol masa SD. Pelampiasan jadi guru tertuang dari suka nya belajar kelompok dan suka banget ngajari temen.
Tak sesuai keinginan
Kuliah -- nah ini radak down karena saya gagal masuk FKIP Matematika. Pyarrrr... hikhiks.. Walau begitu harapan itu tetap ada hingga semester 5. Pelampiasan saya adalah menjadi Guru Privat SD-SMP. Lumayan sama buat uang saku. Semester 5 pudar dan mulai melepas cita-cita menjadi Guru. Saya harus mencintai bidang saya -- Pertanian. Bidang ini adalah pilihan bapak saya. Pikir saya waktu itu simple, restu orang tua pasti baik. jadi saya manut saja sekolah pertanian. Baru dapat feel dipertanian setalah mengenal Serangga. Cita2 menggebu menjadi Entomologist atau peneleti. Lantas bagaimana saya cara menggapainya?? Disisi lain setelah lulus saya harus menjadi job seeker. Disini manjadda wajada muncul.
Nilai Kehidupan
2013-2015 To be Job seeker dan mulai berjuang menjemput rizqi Allah. Sitik, asal berkah lan disyukuri mpun Alhamdulillah. Saya menjadi admin di sebuah apotek. Mlencong jauh dari bidang, tapi itulah perjuangan. Menjadi pegawai apotek kalau saya ingat banyak sekali yang saya dapat. Memahami kehidupan jelas. Selain kehidupan sendiri juga kehidupan orang lain. Mengajarkan saya sebuah Ketauhid tan dan toleransi. Ya karena bos saya etnis Tionghoa dan beragama non-i. Saya tetap dengan prinsip saya. Beribadah sesuai waktu nya, tetap 6 rukun iman dan 5 rukun Islam. Di sana saya juga mengenal preman. Tapi siapa sangka, luaran mereka sperti itu, klau suruh ngaji lbih pintar dari saya. Dan satu lagi, mereka paling patuh sama Ibu mereka. Semoga mereka dapat Hidayah itu harapan saya. Panjang ceritanya kalau berkisah saat di Apotek.
Kembalinya Sebuah Asa
Saya kembali mempunyai harap untuk menjadi pendidik. Dalam benak saya, passion menjadi pendidik masih berkecamuk. Gagal masuk FKIP dan jadi guru, bagaimana kalau saya jadi Dosen? Haha.. Begitu celetukan benak saya. Mengajar dapet, meneliti dapet. Sekali tepuk 2 passion kenak. Tapi et tunggu, 2 Tahun bukan waktu yang sebentar utk saya menjaga sebuah komitmen utk kembali berstudy dan mengejar cita-cita menjadi pendidik. Lika-liku mengejar kampus dan jurusan impian menjadi bumbu tersendiri. Ya, kembali saya menelan pil pahit gak bisa masuk jurusan dambaan. Saya bimbang, apa saya tetap lanjut mengejar study atau kerja. Keduanya sama2 baik bagi saya. Hingga suatu ketika saya bernadzar dan sungguh memohon petunjuk. Singkat cerita muncul kembali sebuah Asa dan kuat tekad. Saya kembali mendaftar study lanjut. Saya mulai menabung dan "ngempet dolan". Bismillah, urusan rizqi sudah Gusti Allah atur, asal mragang. Manjadda wa jada. Percaya saja.
Berkesempatan
Tiba 2015 saya berkesempatan. Sungguh matur suwun Gusti. Saya diterima utk study lanjut. Harus sangat bersyukur. Masih dengan kota yang sama tapi perjuangan baru. Perjuangan kali ini bukan hanya mikir study. hha.. Saya harus mragang utk biaya studi saya. Banyak yang bilang banyak beasiswa knp gak coba. Sampun dicoba tapi gak katut saudara2. Karena saya bukan golongan excelent, yang ber IPK camluade. hha.. Hanya modal semangat dan kudu mragang. "Rizqi sudah diatur Gusti Allah"itu yang saya imani. Mau banyak atau sedikit, tergantung rasa syukurnya. Syukur itu point penting biar tenang dan cukup. (bukan kalimat sang motivator lo ya ini tapi Janji Gusti Allah). “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)
Dua Ribu Tujuh Belas
Dan kini... Dua Ribu Tujuh Belas. Semoga lulus utk study saya tahun ini. Perjuangan masih berlanjut. Ucapan terima kasih utk orang tua saya, saudara2 saya (kakak dan adik saya), sahabat saya, dosen dan guru, tetangga saya juga yang pernah mencibir atau juga mendukung. Terima kasih. Cibiran anda pelecut bagi saya. "peace"
Penutup
Terlepas dari cita-cita waktu kecil, mengajar dan mendidik adalah akhlak mulia. Pada hakikatnya Tuhan juga mengajarkan utk berbagi kebaikan. Lewat mengajar dapat kita bagikan Ilmu kebaikan yang bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain". Aamiin.
Dua Ribu Tujuh Belas. Perjuangan tetap berlanjut.
Salam. Shesay..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar